HERALDSULSEL, MAKASSAR – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memperpanjang peringatan dini cuaca di Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebelumnya BMKG hanya mengeluarkan peringatan dini cuaca hingga 18 Maret 2025, namun diperpanjang hingga 24 Maret 2025.
Pada 18-20 Maret, BMKG memperkirakan akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dapat disertai kilat/petir dan angin kencang akan terjadi di:
• Bantaeng
• Maros
• Barru
• Bone
• Bulukumba
• Gowa
• Palopo
• Pangkep
• Parepare
• Pinrang
• Jeneponto
• Sidrap
• Kep. Selayar
• Sinjai
• Luwu
• Soppeng
• Luwu Timur
• Takalar
• Luwu Utara
• Makassar
• Toraja Utara
• Tana Toraja
Adapun untuk wilayah potensi angin kencang, yakni :
• Bone
• Jeneponto
• Kep. Selayar
• Parepare
• Pinrang
• Sidrap
• Takalar
• Wajo
Adapun wilayah potensi Banjir/Longsor, yakni:
• Gowa
• Luwu
• Makassar
• Maros
• Tana Toraja
• Toraja Utara
Pada 21-24 Maret, BMKG memperkirakan akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dapat disertai kilat/petir dan angin kencang akan terjadi di:
• Bantaeng
• Barru
• Bulukumba
• Maros
• Palopo
• Pangkep
• Enrekang
• Sinjai
• Gowa
• Takalar
• Jeneponto
• Tana Toraja
• Kep. Selayar
• Luwu
• Luwu Timur
• Luwu Utara
• Makassar
• Toraja Utara
Adapun untuk wilayah potensi angin kencang, yakni :
• Bone
• Jeneponto
• Kep. Selayar
• Barru
• Makassar
• Maros
• Pangkep
• Parepare
• Pinrang
• Sidrap
• Takalar
• Wajo
Adapun wilayah potensi Banjir/Longsor, yakni:
• Gowa
• Luwu
• Tana Toraja
• Toraja Utara
BMKG Pusat Sebut Sulsel Bagian Utara Masuk Musim Hujan saat Lebaran, Tenggara Rawan Banjir!
Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa koordinasi dengan Pemprov Sulsel harus dilakukan untuk kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem, terutama saat periode mudik Lebaran.
“Karena wilayah Sulawesi Selatan bagian utara, seperti Toraja, Luwu, Enrekang, dan Bone, termasuk wilayah Timur Tenggara, saat ini memasuki puncak musim hujan pada bulan Maret dan April. Di wilayah utara, dikhawatirkan terjadi banjir bandang dan longsor, yang juga terdapat jalur mudik,” ucapnya saat bertemu dengan Sekprov Sulsel, Jufri Rahman.
“Wilayah Tenggara rawan banjir, bahkan mungkin banjir rob. Oleh karena itu, penting untuk berkoordinasi dalam mengamankan dan mengelola risiko, misalnya dengan rekayasa lalu lintas buka tutup. Jika ada peringatan dini BMKG di zona rawan longsor, mungkin sementara waktu tidak ada kendaraan yang melintas, karena peringatan dini tersebut biasanya berlaku hingga 3 jam,” sambungnya.
Untuk penerbangan, Rita menjelaskan bahwa 6 jam sebelum pilot atau maskapai penerbangan melakukan penerbangan, mereka sudah mendapatkan prakiraan cuaca di sepanjang jalur penerbangan. Dengan demikian, maskapai sudah dapat merencanakan jalur penerbangan yang aman.
“Misalnya ada risiko erupsi gunung api, risiko turbulensi, semuanya dapat diketahui. Awan kumulonimbus juga bisa terdeteksi dan informasi ini selalu diperbarui, sehingga penerbangan dapat direncanakan dengan tepat dan aman,” tutupnya. (war/ss)
Penulis: Anwar