HERALDSULSEL, MAKASSAR – Lima hari sudah banjir merendam sebagian besar wilayah Makassar, Sulawesi Selatan, namun air belum juga menunjukkan tanda-tanda surut. Hingga hari ini, Sabtu, 15 Februari 2025, tercatat 2.196 warga masih mengungsi, menyelamatkan diri dari genangan air yang terus melumpuhkan aktivitas kota.
Empat Kecamatan Masih Terendam
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar per Jumat malam, banjir masih melanda empat kecamatan dengan Kecamatan Manggala sebagai wilayah terdampak terparah. Di sini, 1.451 warga dari 407 kepala keluarga (KK) tersebar di 18 titik pengungsian, berjuang melewati hari-hari yang penuh ketidakpastian.
Selain Manggala, tiga kecamatan lainnya yang masih terendam adalah:
- Biringkanaya: 572 warga dari 158 KK bertahan di 8 titik pengungsian.
- Panakkukang: 90 warga dari 29 KK masih mengungsi di 2 titik.
- Tamalanrea: 83 warga dari 18 KK berlindung di masjid yang dijadikan tempat pengungsian.
Di tengah situasi yang masih darurat, tim evakuasi dan relawan terus memantau kondisi warga serta menyalurkan bantuan logistik dan kebutuhan dasar ke berbagai lokasi terdampak.
Tanggap Darurat Ditetapkan, Warga Diminta Tetap Waspada
Pemerintah Kota Makassar telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir sejak 10 Februari hingga 17 Februari 2025, sesuai dengan SK Wali Kota Makassar Nomor 769/188.4.45/Tahun 2025.
Kepala BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin, menyatakan bahwa status tanggap darurat ini bertujuan mempercepat penanganan bencana dengan melibatkan seluruh unsur pemerintah, TNI/Polri, serta pihak swasta.
“Melalui SK ini, semua pihak di Makassar ikut bergerak untuk mengurangi risiko korban, kerusakan, dan kerugian akibat banjir,” jelasnya.
Hendra juga mengingatkan warga agar tetap waspada, karena menurut prakiraan BMKG, hujan deras masih akan berlanjut hingga sepekan ke depan.
“Makassar telah memasuki musim hujan. Berdasarkan data BMKG, potensi cuaca ekstrem masih tinggi hingga tanggal 17 Februari. Kami imbau warga untuk tetap berhati-hati dan siaga,” tambahnya.
Bencana yang Memukul, Harapan yang Tetap Menyala
Di tengah kesulitan yang dihadapi ribuan warga, semangat gotong royong terus menyala. Para relawan, aparat keamanan, dan pemerintah bahu-membahu memastikan bantuan makanan, obat-obatan, serta fasilitas kesehatan dapat diakses oleh para pengungsi.
Namun, banyak warga yang berharap lebih dari sekadar bantuan darurat. Mereka menginginkan solusi jangka panjang, mulai dari perbaikan sistem drainase hingga upaya pencegahan banjir yang lebih sistematis. (*)