Bertahan di Tengah Langganan Banjir, Warga Blok 8 Perumnas Antang Pasrah: Kita Sudah Bersahabat!

- News
  • Bagikan
Samatia (56), warga blok 8 Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. (Dok.Palaguna/Herald Sulsel)

HERALDSULSEL, MAKASSAR – Banjir yang melanda Kecamatan Manggala, khususnya di Blok 8 Perumnas Antang, kembali menjadi ujian berat bagi warga, Kamis 13 Februari 2025.

Namun bagi mereka yang sudah puluhan tahun menetap di sana, kondisi ini bukan lagi hal baru, meski tetap menyisakan keprihatinan.  

Samatia (56), salah satu warga yang telah tinggal di kawasan tersebut selama lebih dari 30 tahun, mengaku sudah terbiasa menghadapi banjir yang datang setiap tahun. 

Namun, tahun ini ia merasakan dampaknya lebih parah dibanding sebelumnya.  

“Masih gadiska tinggal di sini, sekarang umurku 56 tahun. Adami barangkali 30 tahun tinggal di sini. Tiap tahun begini terus, paling parat ini Februari,” kata Samatia di posko pengungsian, Masjid Al Muttaqin Manggala.  

Meski terus menghadapi banjir, Samatia mengaku tidak bisa pindah ke tempat lain karena keterbatasan ekonomi. 

Bahkan, beberapa warga di sekitarnya yang mencoba menjual rumah dengan harga murah tetap tidak menemukan pembeli.  

“Ini saja ada (warga) Rp10 juta najualkan rumahnya tapi tidak laku. Dijual harga murah tetap tidak ada minat,” tuturnya pasrah.  

Sebenarnya, Samatia memiliki pilihan untuk tinggal bersama anaknya di Tamangapa. 

Namun, ia tetap memilih bertahan di rumahnya saat ini, meski harus menghadapi banjir setiap musim hujan. 

Baginya, rumah tersebut bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga menyimpan banyak kenangan bersama mendiang suaminya.  

Saat banjir pertama melanda awal tahun ini, banyak barang miliknya rusak. Namun, ia sudah tidak bisa berbuat banyak selain menerima keadaan.  

“Waktu banjir pertama, kapan itu, habis rusak barangku. Saya pasrah ma dengan keadaan seperti ini,” ucapnya.

Meski menghadapi situasi yang sulit, Samatia berusaha tetap tegar dan menerima kenyataan. Ia menganggap kondisi tersebut sebagai bagian dari kehidupannya yang harus dijalani.  

“Melihat kondisi sekarang? Ceritanya dinikmati mami, terbiasa ma. Kita sudah bersahabat,” tutupnya. 

Sebelumnya diberitakan, Banjir yang melanda Kecamatan Manggala, Kota Makassar, mengakibatkan sebanyak 1.093 warga terpaksa mengungsi. 

Para pengungsi tersebar di 15 titik yang telah disediakan oleh pemerintah setempat. 

Berdasarkan pantauan Herald Sulsel, ketinggian air yang ada di Blok 8, sudah nyaris menyentuh atap rumah warga.

Camat Manggala, Andi Eldi Indra Malka, memastikan bahwa pendataan telah dilakukan dengan baik agar kebutuhan dasar para pengungsi dapat terpenuhi.  

“Untuk saat ini jumlah pengungsi di kecamatan Manggala sebanyak 1093 warga, dalam hal ini di 15 titik pengungsian. Kami sudah data baik-baik sehingga, makanan, kesehatan, dan lainnya bisa kita cover,” katanya kepada Awak Media.

Ia mengaku, daerah yang mengalami kondisi terparah adalah Blok 8 dan Blok 10 di Kelurahan Manggala.

Kedua wilayah tersebut kata Eldi, merupakan permukiman dengan kontur tanah yang lebih rendah, sehingga lebih rentan terhadap genangan air.  

“Kondisi terparah di Kecamatan Manggala ini ada di Blok 8 dan Blok 10, yang di mana melihat situasi dan kondisi itu adalah permukiman yang agak rendah,” ucapnya.

Eldi bilang, pihaknya terus melakukan pemantauan intensif di lokasi-lokasi terdampak untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan para pengungsi.  

“Hasil pemantauan kami, tetap memantau semaksimal mungkin bagaimana pengungsi bisa dicover dari kami,” tambahnya.  

Terkait kebutuhan mendesak, sebagian besar sudah terpenuhi. Namun, masih ada beberapa barang yang belum bisa dipenuhi sepenuhnya, terutama kebutuhan khusus bagi bayi dan perempuan.  

“Kalau kebutuhan mendesak hampir semua terpenuhi, tapi masih ada beberapa yang kita masih belum bisa penuhi, mungkin pampers dan pembalut,” tutupnya. 

Penulis:  Muhammad Nur Palaguna

Stay connect With Us :
  • Bagikan