HERALDSULSEL, MOROWALI — Setelah sebelumnya mengkritik proyek PIK 2, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu kini mengalihkan perhatiannya ke sektor pertambangan.
Dalam kunjungannya ke Morowali, Sulawesi Tengah, ia menyoroti dampak pengelolaan tambang nikel oleh perusahaan asing terhadap masyarakat, negara, dan daerah.
Dalam unggahan di akun X pribadinya pada Jumat (7/2/2025), Said Didu membagikan sejumlah foto yang menggambarkan kondisi di salah satu tambang nikel yang memiliki keterlibatan perusahaan China.
Ia menyebut telah berada di Sulawesi selama tiga hari untuk melihat langsung situasi di lapangan.
“Boarding Morowali – Makassar. Tiga hari berada di Morowali menyaksikan ‘dampak’ penyerahan tambang nikel ke perusahaan China terhadap rakyat, negara, dan daerah,” tulisnya.
Ia pun mengisyaratkan bahwa masih ada banyak hal yang perlu diungkap dari hasil kunjungannya ke Morowali. “Tunggu ulasan selanjutnya,” tambahnya.
Sebelumnya, Said Didu juga aktif mengkritisi proyek PIK 2 di Tangerang, Banten, yang dikaitkan dengan polemik sertifikat pagar laut sepanjang 30,16 kilometer. (*)