Marah Dikritik, Pemilik Travel di Bone Pukul Jemaah

- Peristiwa
  • Bagikan
Tangkapan layar penganiayaan yang dilakukan terduga pelaku H Budiman kepada pelapor, Hj Sinar. (Foto: tangkapan layar)

HERALDSULSEL, BONE – Pemilik travel menganiaya seorang jemaah. Dia marah pelayanan travelnya dikritik korban. Kejadiannya, 11 Januari 2025 lalu.

Fajar perlahan menyingsing di Bajoe, Bone, membawa keheningan pagi yang biasanya penuh kedamaian. Di halaman masjid Al Munawwarah, para jamaah yang baru saja menunaikan salat Subuh mulai beranjak pulang. Namun, di sudut pintu pagar masjid yang terbuka, sebuah tragedi kecil pecah dalam senyap, menciptakan luka yang lebih dalam dari sekadar goresan fisik.

HS seorang perempuan berusia 50-an, melangkah keluar dari masjid dengan langkah ringan setelah menyelesaikan salat Subuhnya. Dia bersama dua jemaah perempuan lainnya, berbincang sambil berjalan menuju gerbang pagar masjid.

Udara pagi yang segar seolah menjadi pelipur lara bagi hatinya yang kerap diselimuti kesibukan sehari-hari. Di depan gerbang masjid, HS berhenti dan berbincang dengan jemaah wanita lainnya. Tiba-tiba, muncul HB. Mata pria pensiunan itu menyiratkan sesuatu yang berbeda—ketegangan yang sulit diterjemahkan dalam kata-kata.

Ketika HS mendekati pagar, tiba-tiba HB mendekat dengan langkah cepat. Tanpa aba-aba, tangannya melayang, mendaratkan pukulan keras ke pipi kiri HS. Pukulan itu membuat tubuh perempuan itu terhuyung. Jamaah lainnya yang masih berada di sekitar masjid segera bereaksi, melerai insiden tersebut sebelum situasi menjadi lebih buruk.

Akibat pukulan itu, HS merasakan sakit yang mendalam di bagian telinganya. Kepalanya terasa pusing, dan dadanya sesak. Meski begitu, ia berusaha menenangkan dirinya di tengah perhatian warga yang mencoba menolong. Peristiwa itu meninggalkan luka fisik dan emosi yang tak mudah disembuhkan. Tidak jelas motif pemukulan itu. Namun, info yang berkembang, pelaku yang merupakan pemilik travel umrah dan haji, marah setelah travelnya dikritik korban. Kebetulan, korban pernah menggunakan jasa travel pelaku saat menunaikan ibadah umrah.

Tangkapan layar CCTV yang menyertai laporan ini memperlihatkan suasana masjid di bawah cahaya lampu yang terang. Bayangan sosok berjubah hijau terlihat di salah satu sudut, seperti lambang ketenangan yang terusik oleh peristiwa yang baru saja terjadi. Koridor masjid yang terang benderang tampak kosong, menjadi saksi bisu dari insiden yang meninggalkan luka di hati HS.

Dengan hati yang penuh tekad, HS mendatangi Polres Bone untuk melaporkan kejadian tersebut. Dalam laporan polisi yang resmi bernomor LP/20/1/2025/SPKT/RES BONE, jelas tertulis nama HB sebagai pelaku penganiayaan. Surat Tanda Terima Laporan itu menjadi langkah awal HS dalam mencari keadilan.

Insiden ini mengguncang ketenangan Bajoe, mengingatkan, di balik rutinitas ibadah, ada konflik manusiawi yang tak terduga. HS dengan keberaniannya melaporkan kejadian ini, tak hanya membela dirinya sendiri tetapi juga menjadi simbol keberanian melawan ketidakadilan, tak peduli siapa pelakunya. (*)

Stay connect With Us :
  • Bagikan