HERALDSULSEL, MAKASSAR – Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengaku program makan bergizi gratis ini sulit diterapkan di wilayah dataran tinggi, seperti kebanyakan wilayah di Kabupaten Gowa. Dia mengaku, kesulitannya adalah distribusi makanan tersebut.
“Ini kelihatannya bagus untuk dataran rendah, seperti Makassar. Yang menjadi sulit ke depan Pak Gubernur, kalau dia berada di dataran tinggi. Karena itu butuh distribusi. Di Tompobulu, Malakaji, Biringbulu. Itu satu desa dengan yang lain geografisnya sangat jauh, satu gunung kita lewati,” ucap Adnan saat Rakor dengan Pj Gubernur Sulsel, di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat, 10 Januari 2025.
Ia berpendapat, sebaiknya khusus di daerah dataran tinggi pelayanan unit makan bergizi gratis ini disalurkan lewat kantin-kantin sekolah.
“Kami juga sudah sampaikan ini ke Pak Menko PMK dan Mendagri. Apabila bapak Rakor terkait makanan bergizi. Khusus untuk dataran tinggi, lebih bagus unit pelayanannya diaktifkan di kantin-kantin sekolah. Jadi kantin sekolah itu direnovasi, dibikin bagus sesuai standar. Di situlah kita melayani makanan bergizi,” sarannya.
Adnan juga bilang, orang-orang yang dipekerjakan juga dalam kantin itu adalah warga sekitar yang tak lain adalah orang tua siswa di sekolah tersebut.
“Kita kerja sama dengan komite sekolah. Orang-orang tua siswa yang memasak. Kalau orang tua siswa memasak, pasti subuh memasak. Karena yang dia masakkan anaknya sendiri. Ini membuat efisiensi, dan distribusinya tepat sasaran,” jelasnya.
Lebih jauh, Adnan mengatakan, program prioritas pemerintah pusat ini perlu dukungan dari kepala daerah dan wajib disukseskan.
Di Gowa sendiri sebut dia, ada 68 unit pelayanan makan bergizi gratis ini, satu unit pelayanan itu melayani 3000 siswa, ditambah 500 ibu hamil.
“Kalau kali 68 unit dengan uang pembangunan Rp2 miliar, maka membutuhkan biaya Rp138 miliar. Untuk membangun unit pelayanan gizi. Makanya, dibuka ruang untuk swasta berinvestasi pada unit pelayanan, dan bisa dianggarkan melalui APBD, maupun APBN,” kunci Adnan. (war)