Petugas Puskesmas Toddopuli Tolak Pasien Tertusuk Paku di Jam Pelayanan, Kapus Beri Teguran

- Peristiwa
  • Bagikan
Ilustrasi

HERALDSULSEL, MAKASSAR – Kamis, 9 Januari 2024. Pada siang yang panas di Makassar, seorang lelaki dengan kaki yang berdarah, terhuyung-huyung mendekati Puskesmas Toddopuli, mencari pertolongan. AIH, seorang warga berusia 30 tahun, menapaki jalan menuju gedung kesehatan dengan harapan bahwa di sana, di balik pintu yang selalu terbuka bagi mereka yang membutuhkan, ia akan menemukan bantuan untuk luka yang tertusuk paku berkarat. Namun, kenyataan tak seindah harapannya.

Sekitar pukul 13.30 Wita, saat langit mulai menghitam dengan awan tebal, AIH disambut dengan jawaban yang tak terduga. “Tunggu sebentar,” kata petugas loket, tanpa rasa urgensi, tanpa menatap langsung ke arah lelaki itu yang sudah terhuyung. Petugas itu bahkan menyebutkan dengan santai bahwa petugas yang seharusnya memeriksa kakinya sedang “makan bakso.” Menunggu menjadi tak terhindarkan, meskipun waktu terus berlarian.

Beberapa menit berlalu, namun yang datang bukanlah pertolongan yang diharapkannya. Ketika AIH kembali mendekat, petugas loket menyampaikan sesuatu yang semakin menggoreskan luka di hati. “Pelayanan sudah tutup,” katanya dengan nada datar, seperti tak ada yang luar biasa dengan kejadian tersebut.

AIH, yang sudah lelah dan terluka, merasa kecewa. Ia sudah mengungkapkan bahwa Puskesmas ini bukanlah fasilitas kesehatan utamanya. Ia datang hanya karena kebutuhan mendesak, berharap bahwa di tempat terdekat, ia bisa mendapatkan pertolongan. Namun, penolakan itu seolah menjadi pukulan kedua, lebih dalam dari tusukan paku yang menancap di kakinya. “Seandainya diberi penjelasan dari awal, mungkin saya tidak perlu menunggu lebih lama,” ujarnya dengan nada kecewa.

Kepala Dinas Kesehatan Makassar, Nursaida Sirajuddin, yang mendapat laporan tentang kejadian ini, langsung memberikan teguran. Pelayanan di Puskesmas Toddopuli, yang seharusnya masih buka hingga pukul 14.00 WITA, dinilai tidak sesuai prosedur. Petugas yang menolak, menurutnya, adalah anak magang yang mungkin belum memahami sepenuhnya tugas mulia mereka. Kepala Puskesmas, Nurwahidah Rauf, menambahkan bahwa petugas yang bertugas saat itu sedang berada di Puskesmas Tamalate karena sebuah kegiatan, meninggalkan tugasnya begitu saja.

Namun, bagi AIH, penjelasan itu datang terlalu terlambat. Ia pun memilih untuk mencari pertolongan di klinik lain, meninggalkan Puskesmas Toddopuli dengan kecewa yang mendalam. Sebuah luka yang bukan hanya pada kakinya, tetapi juga pada rasa percaya yang seharusnya ia dapatkan dari lembaga yang seharusnya menjadi tempat terakhir untuk berharap. (gun)

Stay connect With Us :
  • Bagikan