HERALDSULSEL.ID, MAKASSAR – Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin membubarkan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sulsel.
TGUPP ini diketuai Prof. Dr. H. Murtir Jeddawi, SH., S.Sos., MSi. Saat ini, Prof Murtir menjabat sebagai Direktur Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Sulawesi Selatan.
Prof Murtir lahir 15 Mei 1961 di Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Dia merupakan seorang Guru Besar Hukum Administrasi Negara dan Pemerintahan Daerah di IPDN, dan pernah menjabat sebagai Rektor IPDN pada tahun 2018-2019.
Prof Murtir adalah S1 Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, tahun 1985, S1 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Puangrimaggalatung Sengkang, tahun 2000, S2 Magister Administrasi Publik di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, tahun 1995, S3 Universitas Hasanuddin Makasar 2004.
Murtir mengawali kariernya sebagai Kasubbag TU Bagian Umum dan Protokol Setda Bone, 1988-1991, lalu Plt. Kabag Umum dan Protokol Setda Bone, 1989, Kabag Hukum dan Ortala Setda Bone, 1989-1991, Plt. Camat Ulaweng Kabupaten Bone 1990, Camat Libureng Kabupaten Bone, 1991-1992, Camat Ajangale Kabupaten Bone, 1992-1993, Staf Bappeda Kabupaten Bone, 1995-1996, Kasubbag Penyusunan Program Bagian Pembangunan Setda Bone 1996-1998, Plt. Asisten II Sekda Bone, 1997, Asisten III Sekda Bone, 1998- 1999
Kepala Bappeda Kabupaten Bone, 1999-2001, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bone, 2001-2003, Kepala Bappeda dan Statistik Kabupaten Bone 2003-2011
Direktur IPDN Sulawesi Selatan, 2011-2013,
Pembantu Rektor III IPDN, 2013-2015
Kaprodi Pascasarjana IPDN Jatinangor, 2015
Direktur IPDN Kampus Kalimantan Barat, 2015-2018, Dekan Fakultas Hukum Tata Pemerintahan IPDN, 2018, Rektor IPDN, 2018-2019, Direktur IPDN Kampus Sulawesi Selatan, 2019-sekarang.
Murtir Jeddawi memiliki total harta kekayaan Rp4.513.158.447 atau Rp4,5 miliar. Itu sesuai Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang dimasukkan pada 16 Maret 2023.
Memiliki aset berupa tanah dan bangunan Rp4,2 miliar yang tersebar di beberapa titik di Bone, Makassar dan Bogor.
Juga mobil Ertiga AVI414F Tahun 2013 yang merupakan hasil sendiri dengan nilai Rp90 juta. Memiliki kas setara kas Rp2,4 miliar. Namun memiliki utang Rp2,2 miliar. Sehingga total hartanya Rp4,5 miliar.
